Glider Content

Pages

Senin, 19 April 2010

Batik is Indonesia Heritage Batik is one way of making fabric, fabric staining technique by using “malam” to prevent the coloring part of the fabric, clothing made with wax-resist technique of dyeing, including the use of certain motifs that have specificity. Indonesian batik has been defined by UNESCO as a Cultural Heritage to Humanity. Batik adalah salah satu cara untuk membuat kain, teknik pewarnaan kain dengan menggunakan "Malam" untuk mencegah bagian pewarnaan kain, pakaian dibuat dengan lilin-melawan teknik pencelupan, termasuk penggunaan motif tertentu yang memiliki kekhususan. Indonesia batik telah didefinisikan oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Kemanusiaan.

Batik is a craft that has high artistic value and has become part of the culture of Indonesia (especially Java) for a long time. Javanese women in the past made their skills in batik for a living, so in the past, batik work is exclusively women's work until the invention of “Batik Cap” which allows the entry of men into the field. Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) untuk waktu yang lama perempuan Jawa di masa lalu. Keterampilan mereka dalam membuat batik untuk hidup, sehingga dalam pekerjaan, masa lalu batik secara eksklusif perempuan bekerja sampai ditemukannya "Batik Cap" yang memungkinkan masuknya laki-laki ke lapangan.

Variety Batik style and color are influenced by various foreign influences. Initially, batik has a variety of shades and colors are limited, and some patterns may only be used by certain circles. However, coastal batik absorb various external influences, such as foreign traders. Bright colors like red popularized by Tionghoa, who also popularized the style of the phoenix. European nations are also taking interest in batik, and the result is a style of flowers that were not known such as tulips, as well as favorite colors they like the color blue. Berbagai gaya dan warna Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing Awalnya, batik memiliki berbagai nuansa dan warna terbatas., Dan beberapa pola hanya dapat digunakan oleh kalangan tertentu. Namun, batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti pedagang asing. warna terang seperti merah dipopulerkan oleh Tionghoa, yang juga mempopulerkan gaya phoenix. negara-negara Eropa juga mengambil minat pada batik, dan hasilnya adalah gaya bunga yang tidak dikenal seperti tulip, serta warna favorit mereka seperti biru warna. Retain traditional batik design, and is still used in traditional ceremonies, because usually each style has a representation of each. Mempertahankan desain batik tradisional, dan masih digunakan dalam upacara adat, karena biasanya masing-masing gaya memiliki representasi masing-masing.

Initially, batik clothes are often worn at formal events to replace the jacket. In the further development of batik shirt is also used as formal wear school students and civil servants (batik Korpri) who uses batik uniform on Friday. Further development of batik began to shift into everyday clothing mainly used by women. Private employees usually wear batik on Thursday or Friday. Awalnya, pakaian batik sering dipakai di acara-acara formal untuk menggantikan jaket Dalam perkembangan lebih lanjut dari kemeja batik juga digunakan sebagai siswa sekolah formal mengenakan dan pegawai negeri sipil (batik Korpri) yang menggunakan seragam batik pada hari Jumat.. Selanjutnya perkembangan batik mulai pindah ke pakaian sehari-hari terutama digunakan oleh wanita. Swasta karyawan biasanya memakai batik pada Kamis atau Jumat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar